Pengalaman Medical Check Up di Prodia

Sabtu kemarin, aku nemenin suami buat cek kesehatan di Prodia Kramat Raya. Awalnya kepikiran untuk ngelakuin cek ini karna belakangan suami ngeluh sakit di pinggang. Berhubung baru-baru ini aku dapet kabar ortuku fungsi ginjalnya udah nggak maksimal, jadinya langsung kuatir, takut terjadi hal yang sama juga. Jadi mending daripada terlambat, langsung cek dulu aja lah, sekalian kesehatan organ lainnya.

Kita berdua sama-sama newbie dalam urusan check up. So, cari info sana sini, bermodalkan internet juga, katanya yang paling diminati itu sih Prodia. Ada beberapa jenis paket check up juga, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita, jadi harganya juga beragam. Menurut aku sih mahal yah, tapi ya namanya kesehatan kan emang mahal, makanya jangan mau sakit 👅

Setelah cari info, Prodia yang paling dekat ke rumah itu yang di Kramat Raya, yang ternyata adalah pusatnya. Suami telfon kesana untuk nanya-nanya masalah harga buat general check up, dan akhirnya dikirimin price list nya via email.

Paket MCU Prodia 2017
Jenis GMC beserta harganya

Jadi jenisnya ada GMC Sederhana, GMC Dasar, dan GMC Plus. Nama-nama pemeriksaannya jujur aku pusing bacanya, kurang ilmu bidang kesehatan bo! Daripada pusing ‘pala barbie gara-gara istilah-istilah ajaib ini, mending langsung konsul ke si Om Google aja. Cari deh satu-satu artinya apa. Mengingat keluhan-keluhan suami sepertinya pengecekannya tercover semua di paket GMC Sederhana, kita memutuskan coba yang sederhana dulu aja.

Oh ya, perlu diingat, kalau mau check up, tentunya harus puasa dulu. Disarankan puasa selama 12-14 jam, hanya boleh minum air putih saja. Sebelum cek juga usahakan jangan ada latihan fisik yang berat, istirahat yang cukup, biar kondisi tubuh dalam keadaan normal. Dan check up sebaiknya dilakukan pagi-pagi, biar hasilnya lebih akurat (Prodia sudah buka koq dari jam 6 pagi). Jadilah si suami Jumat malam makan terakhirnya 19.30 WIB, selebihnya minum air putih secukupnya. Puasa-puasa jangan sampai dehidrasi juga.

Sabtu pagi, kita sampai di TKP sekitar jam 07.30, yang antri sudah cukup banyak ternyata. Kita usahain dateng cukup pagi buat hindarin antrian, ternyata banyak yang lebih pagi 😅. Dari info yang kita dapatkan, yang sifatnya pribadi dan tidak menggunakan asuransi dilayani di lantai 1, pergilah kita ke lantai 1. Ternyata sama pak securitynya disuruh ke lantai 2 saja, mungkin karena di lantai 2 tidak terlalu ramai. Padahal infonya sih lantai 2 itu buat yang dari perusahaan ataupun yang menggunakan asuransi.

Tiba di lantai 2, kita antri untuk pendaftaran, dapat urutan 004. Setelah dapat giliran, kita tanya-tanya deh si mbak nya dengan keluhan si suami, sebaiknya paket GMC yang mana. Si mbaknya nyaranin ambil GMC Dasar, karena untuk cek ginjal, jantung dan paru-parunya lebih detail daripada yang sederhana. Kemudian ada tambahan jenis di luar paket, aku lupa namanya apa, yang kebutuhannya untuk cek kondisi jantung juga kalau nggak salah. Setelah ditotal, jadinya sekitar 3 juta sekian. Hiks, cek kesehatan itu memang mahal yah, berat rasanya ngeluarin duit sebanyak itu. Untungnya nanti bisa di reimburse ke kantor, he he he. Oh iya, di list itu ada jenis pemeriksaannya Glukosa 2 jam PP, itu artinya akan dicek lagi darahnya 2 jam setelah makan. Nah itu kita bisa ganti dengan pemeriksaan yang lain yang nggak perlu cek darah ulang lagi, diganti dengan jenis yang bisa cek kondisi gula darah selama 3 bulan terakhir. Jadinya kita pilih yang nggak usah cek darah lagi aja.

Setelah selesai pendaftaran, suami dipanggil untuk test darah. Sama bu dokternya kayaknya diambil sekitar 4 tabung kecil kalo nggak salah. Habis darahnya diambil, si suami ngaku langsung pusing 😆. Aku juga nggak tau gimana rasanya, seumur-umur belum pernah darah disedot-sedot begitu. Habis itu, kita disuruh lanjut ke ruangan berikutnya, untuk Rontgen Thorax (dada), test fisik, sama kasih sampel urine dan feses. Petugasnya sih bilang, kalau belum berasa mau BAB, bisa nyusul nanti atau Senin juga boleh (karna hasil testnya bisa diambil Selasa). Sembari menunggu giliran rontgen, suami tampung urine dulu di wadah yang sudah disediakan, minimal 30 cc kalo nggak salah inget. Nanti tinggal diletakkan di rak-rak yang sudah disediakan dekat pintu toiletnya. Setelah rontgen, disuruh mengisi formulir isian, yang isinya tentang riwayat kesehatan selama 3 bulan terakhir, keluhan-keluhan yang dirasakan, konsumsi obat apa saja, riwayat penyakit yang diderita orang tua juga, terus kebiasaan hidup seperti merokok, olahraga, minum alkohol atau tidak. Setelah itu suami dipanggil untuk pemeriksaan fisik, yang katanya sih seperti cek gigi, mata, tensi, berat dan tinggi badan. Aku kurang tau detail juga, soalnya yang masuk ruangan suamiku aja.

Lanjut untuk pemeriksaan berikutnya, yaitu EKG, adanya di lantai 1. Jadi kita harus turun dulu ke lantai 1, antri lagi sampai nama suami dipanggil. Oh ya, EKG (Elektrokardiografi) ini tujuannya untuk pemeriksaan aktivitas elektrik jantung, jadi kayak rekam jantung gitu. Setelah dapat giliran, masuk ke sebuah ruangan kecil, suami disuruh lepas baju dan berbaring, kemudian si bu dokternya olesin semacam gel gitu, aku juga nggak tau itu gel apaan, di sekitar pergelangan kaki, tangan, dan dada. Setelah itu dipasanglah alat-alat semacam jepitan gede yang katanya elektroda di pergelangan kaki dan tangan yang tadi diolesin gel. Di dada ditempelin kabel elektroda juga tapi nggak pakai alat penjepit. Kemudian mesinnya dinyalakan daaan selesai, hanya sebentar aja. Suamiku juga nggak ngerasain apa-apa katanya, padahal waktu dipasangin kabel sana sini dia rada takut juga, takut disetrum ha ha ha…

Selesai EKG, si dokter bilang semua pemeriksaan sudah selesai, sudah boleh pulang, dan tunggu hasilnya hari Selasa depan. Ternyata prosesnya cepat juga, keluar dari Prodia itu masih sekitar jam 09.45 WIB. Oh ya fyi, parkir di sana itu gratis lho 😊 (seneng banget ya parkir gratis aja, soalnya di mana-mana brenti bentaran doang udah ditagih uang parkir sih..).

Selama di rumah, ehh… sekitar jam 1 ada telfon dari Prodia, katanya harus ulang test urine lagi, karna urine yang tadi itu terlalu encer, jadi nggak bisa dipakai untuk pemeriksaan, zzzz…. Mungkin suami malah kebanyakan minum air putih ya. Ya udah deh, sekalian anterin sampel feses nya, sorenya suami ke sana untuk test urine lagi.

Daaan kemarin sore ada SMS dari Prodia udah bisa ambil hasilnya, jadilah tadi pagi kita ke sana. Habis antri dan diserahkan hasilnya, kita nanya, ada dokter nggak buat konsul bacain hasil test nya. Udah deh, kita langsung diarahkan ke ruangan si Pak dokter, di sana dokternya bacain hasilnya. Kelar deh. Puji Tuhan, suami masih tergolong sehat, meskipun ada angka-angka yang melebihi batas maksimum, setidaknya masih bisa diusahakan turun angkanya dengan menerapkan pola hidup sehat, dan tentunya harus didukung dengan kemauan kita sendiri untuk bisa sehat. Semoga kita konsisten ya suamiii 😍.

“The best and most efficient pharmacy is within your own system.” — Robert C. Peale

4 Comments Add yours

  1. aulia berkata:

    untuk dibacain hasil sama dokter bayar lagi ga?

    Suka

    1. Waktu kita kemaren itu nggak ada bayar lagi, tapi kurang tau juga ya kalau minta ke dokternya di hari yang berbeda siapatau ada biayanya 🙂

      Suka

  2. Jamilah ningaih berkata:

    Kalau mau cek HBsAg berapa ya biayanya?

    Suka

    1. Untuk list biayanya sudah ada tertera di gambar mbak. Mungkin untuk lebih detil dan update nya, bisa hubungi pihak prodianya saja 🙂

      Suka

Tinggalkan komentar